Apa yang sedang saya pikirkan ? Banyak.
Banyak sekali.
Saya memikirkan besok, sebulan kedepan, tahun depan, sampai sepuluh tahun kedepan. Apa sejauh ini saya sudah melakukkan yang terbaik, memilih yang terbaik. Apakah saya tidak akan menyesal nanti dengan pilihan-pilihan sekarang ini. Dan apakah dengan jalan yang saya pilih, akan membuat saya mendapatkan mimpi-mimpi saya ? Apa saya sudah cukup dan bisa mengambil resiko lebih untuk pilihan lain dan keluar dari zona nyaman ? Apakah kelak anak-anak saya akan bercerita bangga memiliki ibu seperti saya ? Apakah kelak suami saya akan bangga memiliki seorang istri seperti saya atau justru sebaliknya? Apakah saya sudah melakukkan yang terbaik sampai sejauh ini ? Apakah saya sudah menjalankan cerita Tuhan berdasarkan alurNya. Ya Tuhan banyak sekali yang saya fikirkan.
Saya ingin kelak keturunan saya bercerita bangga kepada teman-temannya, bangga di lahirkan dari rahim seorang perempuan seperti saya. Jika keturunan saya sudah dewasa kelak, saya ingin tanpa ragu dia mengenalkan saya pada calon pendamping hidupnya. Saya ingin dia bisa dan selalu membanggakan saya di depan rekan-rekan kerjanya. Saya ingin menjadi tempat cerita dan selalu memberi kedamaian kepada keturunan saya, memberi jawaban dari setiap gelisah hatinya. Tapi apakah saya sudah punya modal untuk itu ?
Seseorang memang perlu menabung, menabung pada diri sendiri. Menjadi bagian yang berhasil lebih baik dari hari kehari. Selain untuk diri sendiri, itupun bagian tabungan untuk anak kita nanti. Saya harus bisa menjadi contoh nantinya. Agar saat saya menceritakan masa muda saya dan perjuangannya tentulah ada hasil nyata dari masa muda ini. bukan hanya kata yang disusun jadi cerita. Agar kelak saya bisa memberikan contoh yang sebaik-baiknya.
Sungguh banyak sekali takut yang menghinggapi pikiran saya malam ini. terutama takut akan hal-hal dan segala kemungkinan yang terjadi 10 tahun kedepan setelah hari ini. Padahal sungguh segalanya sudah di atur oleh yang Maha mengatur. Tugas saya hanya berusaha menjadi yang terbaik. sisanya biar upaya saya yang menjadi bahan pertimbangannya.
Teman saya berkata “perbaikilah nilai dirimu, ini bukan hanya untuk kamu, tapi juga untuk keturunanmu, kebanggaan suami dan anakmu kelak”. Yah itu benar. Jika sulit berbuat untuk dirimu sendiri, jika dirimu mampu hanya jadi seperti ini. Tak apa. Lantas bagaimana keturunanmu,Bangga kah dengan dirimu yang hanya seperti ini ?