stop this pain ; I MISS U, Darl

“Jika teori jawa mengatakan witing tresno jalaran soko kulino. Maka kita adalah praktek yang tidak aku sadari.”

  ****

                Aku fikir, hatiku bisa dikemudikkan kemana aku mau. Aku fikir selama logika menyetujui itu tak akan pernah jadi perkara berarti. Dan selama ini, aku tidak ingin benar-benar menyukaimu. Karena bagiku, kamu hanya pelengkap dimana aku merasa sendiri. Tidak pernah lebih. Aku tak akan merindukanmu, kecuali jika aku sudah kehilangan lawan untuk bercerita. Kehilangan lawan untuk bermain games, atau ketika Gilang, Ardi, dan Derry sibuk dengan dunia-nya. Yang mungkin akan lebih berat jika mengikutsertakan aku bersama keasyikkkannya.

                Bagiku; kamu hanya teman jalan, teman nonton, teman ngobrol, tidak pernah lebih berarti dari pada teman-teman lelakiku. Bagiku; kita hanya label yang aku beli hanya agar mereka tidak lagi mencandaiku sebagai single atau lebih parah tuna asrama. Bagiku; hanya ada kamu dan hidupku, dan aku dengan kehidupanku. Tidak ada kita, tidak ada kehidupanmu. Bagiku; kamu hanya manekin.


                Mungkin aku tidak pernah menyadarinya dulu. Atau bahkan aku tak mau mengakuinya. Entahlah, yang jelas aku tak mau menyukaimu lebih dari manekin. Aku tak mau membutuhkanmu lebih dari sarapan pagi yang selalu kamu antarkan ke meja kerjaku. Aku tak mau mencarimu lebih dari aku membutuhkan teman untuk nonton film-film horor. Aku tak mau menelponmu, lebih dari aku meminta bantuanmu untuk segera datang ke rumah walau hanya sekedar menemaiku nonton dvd. Aku tak mau membanggakanmu lebih dari aku mengagumi kecantikkanmu. Hanya itu. Aku tak mau lebih dari itu.

                Dan tiba saat aku angkuh untuk merasa kamu benar-benar tak berarti hingga aku pergi dengan begitu pasti. Mungkin kamu tak pernah tau. Atau bahkan kamu benar-benar yakin, aku tidak akan pernah ingin lagi kembali. Seperti kataku malam itu. Saat permohonanmu hanya jadi bahan kepastianku menjauh. Melenggang meninggalkan dengan mudah. Kamu tahu, saat itu aku benar-benar puas telah berhasil pergi. Terlebih saat kamu menangis tanpa upaya untuk membuatku berhenti. Kali ini, sebenarnya aku tetap tak ingin mengakui. Kali ini aku masih ingin tetap meyakini, kamu tak akan pernah jadi berarti.

                Darl, taukah baru sekarang aku memanggil namamu setiap malam dalam sendiri. Taukah baru kali ini, aku tetap merasa sepi hingga menghabisi walau mereka setia menemani. Taukah aku berharap pagi membawamu lagi, walau sekedar untuk mengucapkan “selamat pagi. Hari ini aku masih mencintaimu.” Mungkin kamu sudah tak berniat untuk kembali. Mungkin kamu benar-benar telah mempercayai segala kebohonganku yang sebenarnya dulu aku yakini.

                Kamu tak pernah tau. Sama halnya dengan ku yang tak pernah tau pelan-pelan kamu bertahta di relung hatiku. Sudah sebulan aku menunggumu. Setiap pagi, siang dan malam yang ku harap kamu datang karena rindu yang mulai meradang. Tapi apa daya, tabiat burukku sudah berhasil membuat jera kamu.

                Taukah. Aku rindu kamu bukan sekedar untuk menemani nonton film horor, atau duduk di samping mengunyah popcorn. Kali ini, aku ingin kamu melakukkannya lagi. Memasak pagi-pagi, membangunkanku lebih pagi, menjadi alarm pengingat ini itu, mengantar sarapan di meja kerjaku, mengucapkan ucapan sederhana seperti kata i love you. Kali ini aku benar-benar merasa kehilangan.

                Rupanya kebiasaan-kebiasaan kecilmu mampu mengisi hari-hariku lebih dari sekedar pelengkap sepi. Rupanya kebiasaan munculmu yang tiba-tiba, yang dulu sering membuatku jengkel karena kamu datang sesuka hati, kali ini aku ingin kamu melakukkannya lagi. Datang tiba-tiba. Aku tak peduli jika kamu ingin datang sesuka hati lagi bahkan ketika aku sedang menikmati kesendirianku. Aku tak peduli jika kamu ingin selalu turut serta dalam setiap acara malamku. Aku tak peduli jika kamu mau terus mengingatkanku untuk berhenti merokok. Aku tak akan lagi peduli atau keberatan. Jadi aku mohon, datanglah lagi.

                Setiap hari sejak hari aku memutuskan pergi, aku tetap baik-baik saja. Tak ada yang berubah. Aku tetap pecinta dunia kerja, tetap lupa makan saat fokus bermain games, tetap ketakutan saat aku menonton film horor. Tidak ada yang berubah, hanya saja ada yang kurang dan beda. Mungkin karena tidak ada lagi kamu. Tidak ada lagi nasehat-nasehat kecil yang membuatku pusing. Tidak ada lagi larangan merokok di dalam ruang, tidak ada lagi larangan tidur tengah malam, kali ini aku bebas seperti apa mauku. Tapi kenapa aku tak merasakan lebih bahagia ?

                Kamu bisa bicara “datang saja jika aku mulai ingin kembali.” Tapi  bukankah kamu yang paling tahu aku ? aku yang tak pernah mau mengaku, aku yang angkuh, aku yang terlalu mengutamakan harga diri yang ku junjung hingga mati. Aku yang lebih berprinsip.

                Bila seperti ini maukah kamu mengalah lagi ? untukku ? dan mungkin akan lebih mudah jika aku mulai bisa mengakui adanya kita.

                Darl, aku merindukanmu. Merindukkan kebiasaan-kebiasaan kecilmu. Maukah kamu melakukkannya lagi ? dan aku tak akan memintamu berhenti apalagi pergi.

Add caption

Will you come home and stop this pain tonight

Stop this pain tonight

I Miss You | Blink 182







jangan pernah menganggap remeh kebiasan-kebiasaan kecil.
karena jika di lakukkan terus menerus, kebiasaaan akan memintanya melakukkan lagi.
@shintajuliana



Perkara Tinggal dan Tetap tinggal, tanpa pernah ada Pergi !

“Kalau lilin saja tidak mempermasalahkan kesetiannya untuk menerangi gelap sekalipun dia harus terbakar, kenapa aku harus mempersulit hati ku untuk berhenti mencintaimu hanya agar aku terhindar dari patah ?”

Klik Sumber Gambar

            Pahami; aku lebih akan patah saat aku tak berhasil menemukanmu di setiap pagi ku. Aku akan lebih sesak, saat wangi parfummu semakin menjauh dariku. Aku akan lebih gila, saat kamu tak mau tau lagi bagaimana aku. Sekalipun aku lebih tau, itu hanya jadi basa-basi semata. Tapi sekali lagi, semata-mata itu berharga hanya untuk meyakini hatiku, kamu masih di sampingku.

           Jadi, jangan coba-coba pergi. Jadi, jangan coba-coba melepaskan genggamanmu atau menghempaskan tanganku yang melingkar kuat di pinggulmu. Apalagi untuk alasan gila yang akan benar-benar akan membuatku gila.

           Jika kamu lelah menggenggamku, aku bersedia menggenggammu erat. Seerat dan sebisa mungkin sampai tak ku biarkan siapapun merebutmu. Bila akhirnya kamu membenciku karena merasa tercekik karena ke egoisanku ? Aku tak akan patah karena itu. Asal selama kamu melakukkan itu, kamu tetap berada di sampingku.

Aku bersedia patah jika untuk menemanimu. Bahkan aku akan mematahkan keseluruhan yang aku miliki jika di perlukan untuk modal menemanimu sepanjang waktu.
Aku bersedia tuli jika untuk selalu mendengarkan segala teriakanmu yang tak kuat lagi berada di sampingku.
Aku bersedia buta jika untuk melihatmu tak menginginkan lagi adanya aku di hidupmu.
Aku bersedia gila jika untuk tak menyadari kamu mencintai perempuan lain.
Aku bersedia mati jika untuk bersamamu.

          Ini gila. Itu katamu. Kamu merasa gila karena terkungkung bersamaku. Dan aku gila karena selalu menutupi alasan kepatahanku. Kamu bilang melepaskanmu adalah kado terbaik dari ku. Tapi bagiku melepaskanmu adalah awal dari kegilaanku yang lebih lagi. Kenapa ? Aku tak bisa membiarkanmu bahagia jika harus lepas dari ku. Kenapa ? Aku menyakitimu ? Biar. Biar sama-sama saling tersakiti. Dengan begitu kita bisa saling bersama sekalipun hanya untuk melukai. Itu lebih baik dari pada aku membiarkanmu pergi. Lantas kamu bahagia sementara aku mati sendiri. Lantas kamu pergi sementara aku tetap merasa terlukai.

Jangan salahkan aku.
Jangan salahkan cintaku yang membodohi.
Jangan salahkan cinta besarku.

         Kamu yang memulainya. Aku hanya menjalaninya hingga tak pernah ku temui ujung. Aku hanya bermain peran. Hanya saja peranku sebagai wanita yang mencanduimu, Gagah. Bila akhirnya kamu tak menginginkanku, itu perkaramu. Bila akhirnya ini menjadi sulit, itu masalahmu. Yang tak mau lagi memahami ku.

         Ingat… 3 tahun lalu kamu memulainya. Memberi perhatian, menatapku lekat-lekat, memperlakukkanku manja, menjadikan aku satu-satunya bahagiamu, menjadikan aku ladang untukmu berbagi. Jika akhirnya berlainan dan berubah. Itu bukan perkaraku. Mungkin kamu sedang melihatku dari sudut lain atau mungkin aku sudah membuatmu jenuh ?

         Aku tidak pernah berubah. Aku tetap wanita yang selalu menginginkanmu, selalu. Ingat selalu. Aku tidak pernah berubah. Aku masih selalu memberimu perhatian sekalipun kamu lebih sering mengabaikan. Aku tetap menemanimu setia sekalipun kamu lebih sering mengasingkan. Aku tetap akan disisimu, mencintaimu sekalipun kamu sudah tak lagi menginginkan. Aku tak akan berubah.

Bagaimana rasanya ?
Merasa beruntungkah dicintai wanita sepertiku ?
Atau merasa sangat-sangat malang ?

 
         Sekali lagi aku tak peduli. Aku mati rasa. Kamu sudah terlalu sering menyakiti hingga berkaca-kaca bahkan tumpah air mata. Tersakiti sudah jadi perkara biasa.

Aku ingin kamu di sisiku, selamanya tanpa tapi.
Aku ingin mencintaimu, selamanya tanpa mati.

Jika kamu berfikir aku gila. Ini belum seberapa jika aku benar-benar kehilanganmu.

         Sekali lagi pahami.
         Aku tetap akan di sampingmu sekalipun kamu tak pernah mau melihat. Aku akan berbicara dan selalu memberikan perhatian terbaikku sekalipun kamu tak sudi mendengar. Aku akan di sisimu, selamanya. Sekalipun kamu tak meminta. Aku akan tetap menyimpanmu di ruang hati paling dalam dan ruang paling besar. Sekalipun mungkin aku sudah tidak lagi memiliki secuil apapun dari yang kamu punya.

Jika aku membunuh diriku dengan gila karena ini.
Aku akan membiarkannya sampai benar-benar mati.
Jika aku turut membunuhmu dengan perkara ini.
Aku akan tetap melakukannya sampai kita sama-sama mati.


untuk mawar. 
cintanya yang sudah tertanam hingga mati.
karena baginya cinta hanya perkara tinggal dan tetap tinggal.
tanpa pernah berhenti apalagi pergi.
@shintajuliana 

The Missing !


Klik Sumber Gambar


Aku ingin bercerita lagi. Seperti lupa dengan jarak yang sudah terlampau tinggi.

Aku ingin bercerita lagi. Seperti dulu sebelum gengsi menghabisi.

Aku ingin bercerita lagi. Seperti kata penuh jenaka tanpa memikirkan kamu akan terlukai.

Aku ingin bercerita lagi. Seperti sepotong sore tanpa takut tak kan ku jumpai lagi.


———–


ini bukan versi galau. cuma lagi dimainkan segerombolan ingatan. bisa dibilang terdorong karena denger lagu jadul.
sekali lagi ini bukan versi gegana ya. cuma lagi ngintip sedikit cerita yang dulu jadi alasan tinggal.
tapi tetap saja. semua berlalu dan pergi. tanpa ada kesempatan untuk memilih. 

tinggal atau pergi ? 

jika di beri pilihan apa yang hendak kau pilih, Teman ? 



@shintajuliana




Sketsa di Tengah Hujan

Siang ini Hujan turun lebat… Berusaha menenangkan setiap pasang yang sedang berdebat hebat. Menjadi Soundtrack yang setiap irama berhasil menyentuh hati hingga lekat. tapi sayang, dinginnya lebih mendominasi, menjadi Pawang hati yang siap mati. 
Kamu yang ingin selalu menang.
Meletakkan banyak alasan untuk di benarkan dalam perang.
Bagiku kamu semakin terlihat seperti pecundang.
Meneriaki dia yang menurutmu pantas kau tendang.
Lalu tertawa sambil bertolak pinggang.
…..
Saya hanya orang ketiga diantara sapaan setiap cerita.
Mencoba jadi penengah nyatanya saya tetap berat sebelah.
Saya benci pertengkaran. Apalagi sampai melibatkan sebuah tamparan.
Saya benci teriakan. Apalagi sampai berisi umpatan.
Klik sumber gambar
#nomention
@shintajuliana

Mimpi Besar ( Teruntuk ayah dan Ibu “selamat hari Ibu”)

Bismillah…

Malam ini saya mengikuti seminar super dengan tema “hidup itu pilihan” dibawakan oleh perempuan super. Saya bener2 berkaca-kaca, apalagi pas tiba di slide ke empat dengan poin :

“Seberapa pentingkah kebahagian orang-orang yang kalian sayang?”

Klik sumber gambar

Saya hampir tak bisa bernafas, saat menyadari saya belum bisa berbuat apa-apa untuk kedua orang tua. Sementara itu, saya masih terus berkutat dengan kebahagiaan saya sendiri. Mengabaikan kehidupan dan kebahagian mereka. Ya allah, betapa lamanya, saya sudah menutup mata. Mengedepankan ego dengan dalih “orang tua akan bahagia jika aku bahagia.”

Malam ini saya benar2 terdobrak hatinya. Betapa sedihnya saya langsung menelpon keluarga di rumah yang letaknya jauh dari tempat saya berada. Lagi-lagi saya ingin menutup telinga saat bapak saya meyakinkan “teu nanaon, neneng sing jongjong bae di jakarta.” Lalu apa kabar dengan kebahagiaan mereka.

Saya ingat terakhir saya melihat bapak saya, sekitar 2 bulan lalu. Dia jauh lebih kurus daripada 3 tahun lalu. Uban hampir menutupi seluruh rambut hitamnya. Tidak,, bapak sudah semakin menua. Terlebih kabar terakhir yang saya dengar, bapak kena diabetes. Dan saya masih belum berbuat apa-apa.

Ya allah, ampuni saya.

Saya tidak ingin terus-terusan seperti ini. Apa jadinya saya, jika saya kehilangan kesempatan untuk membuat mereka bangga. Apa jadinya saya, jika sudah tidak ada lagi waktu untuk membahagiakan lagi mereka.

Ya allah,,, saya ingin bermimpi.

Bersama langkah pertama saya terjun mencoba peruntungan di dunia bisnis. Belajar, kerja, kerja, dan kerja. Saya harus bisa membeli kebahagiaan untuk kedua orang tua saya. Saya ingin mereka memiliki kehidupan lebih baik di masa tua nya. Saya ingin bapak tak perlu lagi berfikir untuk membeli nasi serta lauk pauknya. Ya allah,.. izinkan saya bermimpi dan ridhailah jalan untuk meraihnya.

2015 tinggal menghitung hari.
2011-2012-2013-2014.

Cukup di tahun itu saya mengedepankan ego saya. Membeli bahagia untuk saya sendiri dan berharap merekapun bahagia walau sekedar hanya melihat saya berkecukupan.

2015. Izinkan saya mencukupi kebutuhan orang tua saya. Mewujudkan mimpi-mimpi kecil mereka.

Ya allah… mereka benar-benar penting bagi saya. Sekalipun sering saya mengesampingkan mereka. Sering saya menutup mata, menutup telinga, dan berusaha percaya mereka akan selalu berkecukupan tanpa perlu saya bantu.

Tidaaaak. Cukup shintaa. Cukup.

Keegoisan yang sungguh kekanak-kanakkan. Lepaskan mimpi-mimpi yang hanya ingin dibangun demi nama keren sebagai orang sukses. Bukan sukses namanya jika tak menyandingkan mereka di setiap langkah, mengedepankan kebahagiaan juga tawa penuh haru mereka.

Saya tahu. Tidak ada yang tidak mungkin, tapi ketidakmungkinan untuk menjadi mungkin butuh usaha dan kerja keras untuk menakhlukkannya. Bismillah, saya ingin kerja keras. Saya ingin menebus masa tua kedua orang tua saya dengan penuh kebahagiaan. Saya siap menebus itu dengan keringat saya. Saya siap ya allah.

Semoga Allah meletakkan saya kepada barisan terkokoh dalam setiap medan perang. Melapisi tekad saya dengan baja terbaik. Memfokuskan hati, pikiran saya untuk satu tujuan. Ya masadepan yang lebih baik, untuk saya, untuk orang tua saya, dan tabungan untuk masadepan anak-anak saya (nanti).

Amiin yra.

doa kecil untuk mereka.
selamat hari ibu mamah 🙂
@shintajuliana 

YU KERJA PINTAR !!!

Assalamualaikum…

Pengen bagi-bagi pengalaman ni. Saya sekarang bergabung di d’Bc Network sebagai Consultant Oriflame. Alhamdulillah, dapat satu lagi keranjang. Alhamdulillah dapet banyak banget nilai positifnya. Selain mendapat tambahan pemasukkan, Saya pun mendapat banyak teman baru yang terus mensupport saya untuk maju. Memang, berkumpul dalam satu jaringan positif insya allah banyak manfaatnya.

Jadi tak heran, akhir-akhir ini saya jadi facebooker. Sering memadati beranda dengan postingan-postingan, ya sebut saja iklan. Bagi yang terganggu dengan postingan saya, silahkan unfollow atau delete pertemanan. Karena di pekerjaan baru saya, mengharuskan pandai berkomunikasi salah satunya memanfaatkan facebook sebagai lahan pasar untuk mencari konsumen dan downline.

Ekhem… saya berhasil menemukan kegiatan baru. Alhasil, saya sibuk lagi. Yess !

klik sumber gambar

Lah ? Kok seneng si sibuk ? Kan capek shin ?

*senyum lebar* tapi dari rasa lelah itu saya merasa benar-benar jadi manusia. Manusia produktif. Sebenarnya enggak lelah kok, apalagi kedua-duanya side job saya hanya sekedar mengisi waktu luang. Ya dari pada bengong, baca gosip-gosip, main game, atau bergosip ria. Lebih baik prospek, jualan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, atau mengikuti meeting offline dengan para upline. Nambah ilmu, nambah semangat, dan tentunya silaturahmi.

Side job pertama sebagai marketing asuransi astra buana. Disini saya menjual asuransi kendaan bermobil. Menawarkan 8 fasilitas garda oto. Hmm,., untuk lebih jelasnya silahkan searching di laman google ya.

Bergabung di Garda Oto sekitar setahun yang lalu. Alhamdulillah sampai saat ini masih berjalan dan sudah memegang 9 polis. Oke, perkembangan saya di sini sangat-sangat lambat. Kenapa ? Disamping saya tidak memiliki pasar yang luas juga saya tidak memiliki pemahaman cukup dalam dunia automotive. Ya tapi tetep bersyukur, karena hasil dari 9 polis cukup banget buat nambah-nambah pundi-pundi.

Dan next,,,,

Sebagai consultant oriflame.

Shin kok mau si jadi sales ? Sama ajakan sama sales ?

Beda dong. Disini saya bukan hanya berperan sebagai penjual, tapi juga sebagai pelaku bisnis. Ya sebut saja MLM ( multi level marketing ). Banyak bonus nya lho pemirsaaaaaah.

Nah, sepanjang prospekin orang-orang buat join banyak banget ni rangkuman pertanyaannya.

Seperti kemarin pas saya prospek temen-temen kantor.

Shin, lu gak takut lahan jualan elu ilang ? Kalo kita join elu mau jual dimana ?

*senyumin aja* inget rezeki itu gak bakal ketuker. Allah udah membungkus rezeki kita masing-masing. Tinggal kita berusaha buat ngedapetin nya. Inget, dunia gak selebar daun kelor. Kalo lahan jualan kita di tempat yang satu sudah tidak memungkinkan, berarti Allah menuntut kita untuk membuka lahan baru dengan jalan silaturahmi dengan teman-teman lama atau orang-orang baru.

Gue gak punya temen, gak punya waktu, gak punya modal.

Langsung di tegesin “tapi elu punya mimpikan ?” Jika menganggung lanjutkan.

Temen ? Masa iya gak punya temen. Temen sd, smp, sma, kuliah, kerja, temen di lingkungan rumah itu orang kan pastinya ?

Waktu ? Ini fleksibel lho waktunya. Gak di kejar-kejar deadline. Tapi ingat, semakin banyak waktu yang kita investasikan untuk sebuah pekerjaan, maka kesuksesan akan lebih cepat kita raih.

Modal ? Promo join ni sampai akhir desember cukup dengan Rp. 24.900 SAJA ! Ingat SAJA !


Shin elu juga kan baru, ko semantap ini ?

Karena usaha apapun tanpa kemantappan akan sia-sia. Jadi mantapkan dulu hati kita. Seberapa besar keinginan kita untuk maju, biar itu jadi pondasi bekerja konsisten.

Hehe…

Ini judulnya prospek lagi ya ?

Nyengir lebar.

Buat yang mau info lebih lanjut boleh chat me on :

Bbm ( 74A3EE5F )


Jangan lupa daftarkan diri anda segera


Http://www.dbc-network.com/?id=shintajuliana




Salam sukses…

Shinta juliana


#oriflame
#dbcNetwork
#bisniswanita
#kerjadarirumah
#suksesberjamaah


Berhenti Menyalahkan Diri, Aku Muak untuk Memuji

klik sumber gambar
“Kamu sibuk mencari. Tanpa sadar, kamu akhirnya berlari. setahuku kamu akan tersesat lagi. Mungkin kamu hanya perlu berjalan sambil meneliti.”
“Terlihat berlari, nyatanya aku hanya sedang menikmati. Waktu yang bergeming tanpa aku takuti. Aku hanya menyibukkan diri. Bukan berlari.”
“Sayangnya kamu terlihat mati. Hidup hanya dengan sendiri yang katanya engkau cintai. Sayang aku terlalu menyadari. Sendirimu tak pernah engkau ingini.”
“Apa yang ingin kau ketahui ? kesengasaraanku yang tak pernah berhasil pergi ? lalu engkau rayakan kemenangmu dengan party-party.  Bersorak mencandaiku yang berhasil engkau lukai ?”
“Sedalam itukan aku kau benci ? aku tak pernah ingin memaki.”
“Hidupku perihal aku. Sekalipun aku berlari, itu tak akan menautkanmu lagi. berhenti bersandiwara hanya untuk membela diri. aku terlalu muak untuk pura-pura mengerti.”

sajak monolog.
berhenti menyalahkan diri.
aku muak untuk memuji.
@shintajulianaa