Jelang 25 Tahun Dompet Dhuafa Kuatkan Ekosistem Pemberdayaan Dhuafa


BILIK CERITA- Indonesia adalah negara dengan tingkat kesenjangan paling tinggi urutan ke-4 di Dunia. Menurut Kementerian Kesehatan, terdapat 29 juta orang miskin dan 90 juta penerima PBI 92. Dari total 176,74 juta peserta BPJS Kesehatan, sebanyak 92 Juta (52 persen) merupakan Penerima Bantuan Iuran (PBI). Kekayaan perorang meningkat 6 kali lipat periode 2000-2016, namun menurut Standart Internasional, kekayaan rata-rata orang di Indonesia masih rendah. 
Suasana Public Expose Dompet Dhuafa

Kemarin 30 Januari 2018, saya beserta teman-teman media memenuhi undangan dari dompet dhuafa dalam rangka jelang 25 tahun dompet dhuafa yang diselenggarakan di Gado-gado Boplo jl, Gereja Theresia No.41, Menteng, Jakarta Pusat. Acara ini dibuat untuk menginformasikan kinerja yang sudah dicapai oleh dompet dhuafa selama 2017 dan berfungsi sebagai agenda untuk meningkatkan akuntabilitas transpalasi publik serta menyampaikan data terkait aktivitas, perolehan dana, penyaluran dana melalui program, penghargaan, dan informasi lainnya kepada publik selama 2017. Acara public expose ini menghadikan beberapa narasumber diantaranya:
1. Bapak Ismail A Said sebagai Ketua Pengurus  Yayasan Dompet Dhuafa Republika yang memaparkan tentang, “25 tahun dompet Dhuafa membentang kebaikan, Karya untuk Indonesia”. 
2. Drg. Imam Rulyawan sebagai Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi yang memaparkan tentang, “Kinerja dompet dhuafa filantropi 2017”.
3. Bapak Iman Ridwan sebagai Direktur Utama Dompet Dhuafa Social Enterprise yang memaparkan tentang, “Kinerja dompet dhuafa social enterprise 2017”. 
4. Bapak Mukhlis Bahrainy sebagai Pengusaha Agroindustry yang memaparkan tentang, “Kolaborasi teknologi industry agro untuk program pemberdayaan masyarakat”. 
 5. Bapak Fadhil sebagai Pendamping Ekonomi Program Green Horti Mojokerto yang memaparkan tentang “Dedikasi pendamping program wujudkan masyarakat Mandiri”.
Salah Satu Narasumber di acara Public Expose Dompet Dhuafa
 Acara ini dimulai pada pukul 13:00 setelah makan siang ditutup dengan tanya jawab dan diskusi juga pengumuan aktivitas sosial media di penghujung acara. Sebelum membahas lebih jauh tentang 25 tahun dompet dhuafa kuatkan ekosistem pemberdayaan, Saya akan terlebih dahulu sedikit memaparkan apa itu dompet dhuafa.
Dompet dhuafa adalahorganisasi nirlaba milik masyarakat global yang berusaha untuk pemberdayaan sosial global. Berdiri di Indonesia sejak Juli 1993 dan sampai saat ini telah memiliki 17 cabang dan perwakilan dalam negeri, 5 cabang berada di luar negeri (Hong Kong, Australia, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang), 9 kantor layanan, 138 program, 18 gerai sehat layanan kesehatan cuma-cuma, 5 Rumah Sakit, 4 Sekolah, 7 Oulet Dayamart, 1 De Fresh, 11 unit bisnis. Sebagian besar pertumbuhan merupakan hasil pendekatan dompet dhuafa dengan khasanah budaya lokal.
 
Selama tahun 2017 dompet dhuafa berkiprah berkontribusi menyelesaikan masalah kemanusiaan di dalam dan di luar negeri. Bekerjasama sebagai multitaskeholder baik pemerintah dan NGO nasional dan Internasional. Jumlah penerima manfaat dompet dhuafa sejak tahun 1993 sampai tahun 2017 sebanyak 16.80 juta jiwa dan layanan, sementara jumlah penerima manfaat dompet dhuafa pada tahun 2017 sebanyak 1,76 juta dan layanan. Jumlah penerima manfaat yang berada di luar negara 82.882 jiwa dan layanan. Sinergi antara dompet dhuafa filantropi dan dompet dhuafa Social Enterprise terus melebarkan sayap dengan berbagai program untuk bahu membahu membangun program yang berkelanjutan.  
“Dompet dhuafa selama perjalanan 25 tahun ini, semakin menguatkan potensi lokal dengan menjalankan konsep social Enterprise seperti Green Horti dan Kebun Indonesia Berdaya”, tutur drg. Imam Rulyawan MARS.
Menginjak usia 25 tahun sejak berdiri, dompet dhuafa telah melakukan pengembangan  di 5 bidang, yaitu bidang Ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan dakwah.
Pada bidang Ekonomi,selama tahun 2017 dompet dhuafa telah mengembangkan unit usaha daya mart, yaitu model bisnis retail berbasis pemberdayaan dengan konsep 100% kepemilikan diarahkan untuk kaum dhuafa. Sebagai piloting Daya Mart dikembangkan di daerah Sumatra Barat dan sudah dibuka sebanyak enam gerai dengan menejemen dari dompet dhuafa. Strategi yang dikembangkan Daya Mart antara lain memperkuat permodalan dan membangun jaringan distribusi dengan warung/kios di sekitar Daya Mart. Jadi, untuk produk usaha kecil dan menengah bisa dipasarkan di Daya Mart. Nah, demikian dompet dhuafa merangkul masyarakat di seluruh daerah agar terciptanya entrepreneur dan lapangan kerja baru untuk memutuskan lingkaran kemiskinan di Indonesia.
Sedangkan pada bidang kesehatan, dompet dhuafa selama tahun 2017 telah mengembangkan social hospital network yakni rumah sakit berbasis wakaf untuk melayani kaum dhuafa dengan sistem yang mudah dan terintergasi  dengan sangat baik. Setiap rumah sakit afiliasi dompet dhuafa akan dikelilingi minimal empat klinik sebagai feeder Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sampai saat ini sudah berdiri 5 rumah sakit berbasis wakaf, yakni: 
1. Rumah Sakit Rumah terpadu
2. Rumah Sakit aka Medika Sri Bawono Lampung Timur
3. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayidah Jakarta Timur 
4. Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi Serang 
5. Rumah Sakit Lancing Kuning Riau
Pada bidang pendidikan, dompet dhuafa membantu mewujudkan masa depan Indonesia lebih baik dengan memberikan program pendidikan dan beasiswa bagi anak indonesia yang kurang mampu. Untuk mewujudkanh hal ini dompet dhuafa mengembangkan SMART ekselensia Indonesia, FIS Filial, Sekolah Guru Indonesia, Beastudi Indonesia, Makmal pendidikan, dan didirikannya Kampus Umar Usman.
Sementara di Bidang Sosial, dompet dhuafa ada bersama dengan para relawan membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah dan tidak tahu arah. Tercatat hingga tahun 2017 jumlah relawan yang dimiliki dompet dhuafa telah mencapai 8.481 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun 2017 domper dhuafa terus menggelorakan aksi respon kemanusiaan berskala internasional dengan menyalurkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan di kamp pengungsi korban perang di Harjelle, dan pada bulan Februari di Suriah, sementara di bulan September 2017, dompet dhuafa didukung ikatan dokter Indonesia (IDI) memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para pengungsi di Kam Cox’s Bazar.

Terakhir di bidang dakwah, dompet dhuafa  juga turut serta membangun Corps Da’i yang diharapkan dapat menebar manfaat sampai pelosok.

“Dompet Dhuafa Social Enterprise melakukan pengembangan dan penguatan usaha-usaha berbasis social Enterprise yang professional menuju kemandirian usaha dan menciptakan nilai-nilai sosial dalam rangka menciptakan pemerataan sosial, menciptakan lapangan kerja dan menciptakan kesejahteraan masyarakat”, ungkap Iwan Ridwan selaku Direktur Dompet dhuafa social enterprise.
Setelah membahas panjang lebar tentang pencapaian dompet dhuafa hingga tahun 2017, alangkah baiknya kita mengetahui beberapa kriteria penerima dompet dhuafa (mustahik) atau orang-orang yang bisa dikategorikan dhuafa. Berikut uraiannya: 
1. Dari segi sikap adalah orang yang terbelakang (bukan karena malas belajar)
2. Dari segi fisik adalah orang yang kurang tenaga (bukan karena sengaja bermalas-malasan)
3. Dari segi ekonomi adalah orang yang fakir dan miskin karena tertekan keadaan (bukan karena malas mencari nafkah)
4. Dari segi otak/pikiran adalah orang yang kurang cerdas (bukan karena malas mencari ilmu)
Demikian kriteria orang-orang yang berhak menerima santunan dari dompet dhuafa. Semoga tahun ketahun dompet dhuafa bisa terus menguatkan ekosistem pemberdayaan dhuafa dan memutus lingkaran kemiskinan di seluruh Dunia. Untuk infomasi lebih jelasnya, kamu bisa dapatkan langsung dengan mengunjungi website dompet dhuafa (www.dompetdhuafa.org).
Terimakasih dan Salam Bercerita.